Pengaruh globalisasi terhadap tradisi ogoh ogoh
Pengaruh Globalisasi terhadap Tradisi Ogoh-Ogoh
Globalisasi memberikan dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk tradisi budaya seperti Ogoh-Ogoh di Bali. Pengaruh ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, baik positif maupun negatif, yang memengaruhi pelestarian, perkembangan, dan makna tradisi tersebut.
---
1. Pengaruh Positif
1. Promosi Tradisi ke Dunia Internasional
Media sosial dan platform digital memperkenalkan tradisi Ogoh-Ogoh ke audiens global.
Parade Ogoh-Ogoh menjadi daya tarik wisata internasional, menjadikan Bali sebagai salah satu destinasi budaya yang unik.
2. Pengembangan Kreativitas dan Teknologi
Seniman lokal mulai menggunakan teknologi modern, seperti desain 3D, efek LED, dan sistem suara untuk membuat Ogoh-Ogoh lebih atraktif.
Inovasi ini memungkinkan munculnya karya seni yang lebih beragam dan futuristik tanpa melupakan nilai-nilai tradisional.
3. Peningkatan Ekonomi Lokal
Festival Ogoh-Ogoh menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat, mulai dari sektor pariwisata hingga penjualan suvenir.
Tradisi ini menjadi salah satu komponen penting dalam paket wisata budaya di Bali.
4. Kolaborasi Budaya
Globalisasi memungkinkan adanya pertukaran budaya, di mana seniman lokal terinspirasi oleh elemen budaya lain dalam pembuatan Ogoh-Ogoh.
---
2. Pengaruh Negatif
1. Komersialisasi Tradisi
Nilai spiritual Ogoh-Ogoh sebagai simbol pengusiran roh jahat dan pembersihan diri menjelang Nyepi terkadang tergeser oleh fokus pada aspek hiburan dan daya tarik wisata.
Beberapa Ogoh-Ogoh dirancang lebih untuk memuaskan estetika wisatawan daripada makna religiusnya.
2. Penggunaan Simbol Budaya Pop
Banyak Ogoh-Ogoh modern menggambarkan tokoh-tokoh budaya pop, seperti superhero atau karakter fiksi, yang bisa mengurangi esensi tradisionalnya.
Hal ini berpotensi mengaburkan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi ini.
3. Ketergantungan pada Teknologi
Penggunaan teknologi dalam pembuatan Ogoh-Ogoh dapat mengurangi keterampilan tradisional, seperti seni pahat atau anyaman bambu, yang diwariskan secara turun-temurun.
4. Isu Lingkungan
Modernisasi material Ogoh-Ogoh, seperti penggunaan styrofoam dan bahan sintetis lainnya, dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
---
3. Upaya Mengatasi Tantangan
1. Edukasi tentang Nilai Tradisi
Masyarakat dan wisatawan perlu diedukasi tentang makna filosofis Ogoh-Ogoh agar nilai spiritualnya tetap dihormati.
2. Pelestarian Seni Tradisional
Mendorong penggunaan bahan alami yang ramah lingkungan, seperti bambu dan kertas, untuk menjaga keaslian tradisi dan kelestarian lingkungan.
3. Pengelolaan Globalisasi yang Bijak
Menyeimbangkan aspek modernisasi dan tradisi agar Ogoh-Ogoh tetap relevan dengan zaman tanpa kehilangan identitas budaya Bali
sumber
ejournal.uhni.ac.id
download.isi-dps.ac.id
Komentar
Posting Komentar